Minggu, 05 Februari 2012

AKHLAQUL KARIMAH

AKHLAQUL KARIMAH

AKHLAKUL QARIMAH

1.  “ Wa innaka la ‘alaa khuluqin ‘azhiim “ , “ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) mempunyai akhlak yang mulia. “ ( Al Qalam , 68 : 4 ) , “ Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu ( ialah ) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati ( tidak sombong ) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan “ ( Al Forqan , 25 : 63 ) ( TAWADHU’ ) ,

“ Maka janganlah kamu  mengatakan ( memuji) diri kamu suci (bersih) , Dialah yang lebih mengetahui orang yang bertaqwa. “ ( An Najm , 53 : 32 ) ( Terus menerus memperbaiki diri dan amalnya dan mensucikan hati)

2. “ Bahwasanya aku ( Muhammad ) diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran Akhlak ( Budi Pekerti ) “ ( H.R. Ahmad ) ( bagi hamba Allah yang beriman dan berusaha untuk terus bertaqwa dan mengembangkannya maka salah satu usahanya adalah terus memperbaiki dan mengembangkan kwalitas akhlaqnya untuk menuju kepada Akhlaq yang dimiliki Rasulullah saw. )

3.  Ketika Siti Aisyah ra ditanya tentang Akhlak Rasulullah Saw , maka ia menjawab , “ Akhlak-nya adalah Al Qur’an “ ( Abu Dawud &  Muslim )

4.  “ Siapakah diantara mereka hamba-hamba Allah ini yang lebih dicintai  oleh Allah ? “ Rasulullah menjawab, “ Yaitu orang yang paling baik akhlak-nya “ (HR.Tabrani )

 5.  “ Siapakah diantara orang mukmin yang paling sempurna imannya ? “ Rasulullah menjawab : “ yaitu orang yang paling baik akhlak - nya “  ( HR.Tabrani )

6.  Apakah sesuatu yang lebih baik yang diberikan kepada manusia ?  , Rasulullah menjawab , yaitu “ akhlak yang baik “ ( H.R. Ibnu Hibban )

7.  Kemuliaan seorang mukmin itu adalah agamanya , harga dirinya itu adalah akalnya , dan perhitungannya ( nanti di hari kiamat ) itu adalah akhlak- nya.   ( HR. Hakim )

8.  Dari Abdullah bin Amir : Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda , “ Maukah kalian kuberitahu tentang orang yang paling kucintai dan paling dekat duduknya dengan aku nanti di hari kiamat ? “ Diulanginya perkataan itu dua kali tiga kali. Mereka menjawab : “ Baiklah ya Rasulullah  , Beliau bersabda , “ Yaitu orang yang paling baik akhlak – nya  ( HR.Ahmad )

 9.  “ Tidak ada sesuatu yang paling berat timbangannya tentang orang mukmin nanti dihari kiamat , selain akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang perbuatannya keji dan rendah , dan sesungguhnya orang yang berakhlak luhur itu akan sampai ke derajat orang yang puasa dan sholat “ (HR.Ahmad )

( Mu’min - muslim yang benar sholat dan Puasanya tentunya baik dan benar juga akhlaqnya , insyaallah atau orang yang memiliki/pengamal akhlaq yang baik dia juga memiliki /pengamal sholat dan puasa yang benar , masyaalllah ! / jika bisa seperti ini , Allahu Akbar ! / pen. )

10.  ” Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlak-nya yang baik akan dapat mencapai derajat orang yang berdiri ( sembahyang ) dimalam hari dan puasa di siang hari  ( HR. Abu Daud )

11. Sesungguhnya manusia dengan akhlaknya yang baik akan bisa mencapai derajat yang tinggi di akhirat dan tempat yang mulia , padahal ia lemah ibadahnya : Sesunggunya dia dengan Akhlak- nya yang jelek itu akan sampai kepada derajat yang paling rendah dineraka jahanam. ”  ( HR. Tabrani )

12. Aku mendengar Rasulullah bersabda :“ Sesungguhnya seorang muslim yang terpimpin akan mencapai derajat orang yang ahli puasa yang menegakan ayat-ayat Allah , lantaran akhlak-nya yang baik & watak - nya yang mulia “   ( HR.Ahmad )

13. Sungguh beruntung orang yang mengikhlaskan hatinya kepada iman , menjadikan hatinya selamat , lidahnya benar , jiwanya tentram dan Akhlak - nya lurus.( HR. Ibnu Hibban)

 14. “ Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan , bagaikan air yang menghancur kan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat merusak amal  , seperti cuka merusak manisnya madu. “  ( H.R. Baihaqi ) ,

15. Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya Akhlah yang baik melelehkan kesalahan sebagaimana matahari melelehkan es “ ( Al Hadits )

16. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan harta-mu tetapi dengan wajah yang menarik ( simpati ) dan dengan akhlak yang baik .( HR. Abu Yu’la dan Al Baihaqi )

17. Seorang mu’min menjadi mulia karena agamanya, ( mempunyai ) kepribadian karena akalnya , dan ( menjadi terhormat ) karena akhlak - nya.”  ( HR. Al Hakim )

18. Diantara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik , bila mendengar -kan pembicaraan tekun , bila berjumpa dengan orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. ( HR. Adailami )

19. “ Saya dapat menjamin satu rumah dibagian yang tinggi disurga bagi orang yang baik Akhlak / budi pekertinya. ”  ( HR. Abu Dawud )

20. Orang yang paling tinggi kedudukan disisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak berkeliling dimuka bumi dengan bernasehat kepada manusia (makhluk Allah) ( HR. Athahawi )

21. Rasulullah bersabda , “ Baguskanlah Akhlak-mu ! “ , Sabda Rasulullah saw.  , “ Kebaikan itu adalah kebiasaan “ ( Al Hadits ) ,Akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan  akhirat.  ( HR. Athabrani )

Beberapa Sikap Akhlaq Yang Baik.

1. Amanah.                                              
2. Sidqu. ( benar/jujur )             
3. Wafa’ . ( menepati janji )                    
4. Adil.                                         
5. Ifafah. ( memelihara kesucian diri )
6. Haya’. ( malu )                        
7. Arief / Bijaksana.
8. Syajayah. ( berani karena benar)   
9. Sehat dan Kuat (Al-Quwwah.)                  
10. Sabar , Lemah – lembut , Kasih-sayang.
11. Hemat.
12. Ikhlas.
13. Pemaaf.
14. Khusyuk.
15. Syakha’. ( murah hati )
16. Berilmu.
17. Tawaddu’. ( rendah hati )
18. Syukur Nikmat.
19. Tawakal Allah.
20.Zuhud. ( tidak diperbudak dunia / harta )
21. Dll

 “ Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati  (tidak sombong) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan “ ( Al Forqan ,  25 : 63-65 ) ,

“ Dan berilah peringatan kepada kerabat-mu , dan lemah – lembutlah terhadap orang-orang yang mengikuti-mu dari orang –orang mukmin “ ( Asysyu’araa’ , 26 : 215-223 ) ,

  “ Dan bicaralah dengan dia    ( fir’aun ) dengan lemah lembut  (bijaksana) , mudah-mudahan dia sadar atau takut  ( Thaahaa , 20 : 44 ) ( dengan fir’aun saja halus lemah-lembut apalagi kepada keluarga,saudara dll ) ,

“ Sesungguhnya Allah telah mewahyukan untuk bertawadhu’ hingga tidak ada seorangpun yang menyombongkan dirinya terhadap yang lainnya , dan tidak seorangpun yang menganiaya terhadap yang lainnya.” ( HR. Muslim ) ,

“ Sedekah itu bukannya mengurangi harta, dan malah Allah tidak akan menambah pemberian kepada seorang hamba karena berlaku pemaaf kecuali akan dimuliakan , dan tiada seorang yang tawadhu’ kepada Allah kecuali Allah akan meninggikan derajat-nya.” ( HR. Muslim )

Akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan  akhirat. (HR.Athabrani ) , Ketahuilah bahwa keramahan itu terpuji . Keramah – tamahan itu merupakan buah dari akhlak yang baik . Kebalikan dari keramah tamahan  adalah kata – kata kasar , kotor , kebengisan dan kekejaman. Rasulullah saw berkata kepada Siti ‘ Aisyah ,  “ Barang siapa yang diberikan kepada nya keramahan  , maka telah diberikan baginya kebaikan dunia dan akhirat. Barang siapa yang diharamkan bagi-nya keramahan , maka telah diharamkan bagi-nya kebaikan dunia dan akhirat “ ( Al Hadits )


BERKASIH – SAYANG DAN LEMAH – LEMBUT ANTAR SESAMA , KHUSUSNYA ANTAR SAUDARA SEIMAN.

1.. “ BISMILLAAHIR  RAHMAANIR RAHIIM “ , “ Dengan menyebut nama ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. ( Al Faatihah ,  1 : 1 ) , “ Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”  ( Ali Imran , 3 : 30 )  , “ Sesungguhnya Allah sangat berbelas kasihan  dan suka kasih-sayang , lemah lembut dalam segala hal.”  ( HR. Bukhari & Muslim ) , Walladziina aamanuu assyaddu hubban lillaah = “ Dan Orang – orang beriman itu sangat cinta kepada Allah . “ ( Al baqarah , 2 : 165 , dibuktikannya dengan mengikuti Rasululloh saw. baca Alii’imraan’ , 3 : 31 ! ! )

2.   “ Allah adalah sebaik-baik penjaga dan DIA adalah Maha Penyayang diantara para penyayang .” ( Yusuuf , 12 : 64 )

3.   “  Sesungguhnya telah datang kepada-mu seorang Rasul dari kaum-mu sendiri , berat terasa oleh-nya penderitaan-mu , sangat menginginkan  ( keimanan dan keselamatan ) bagi-mu , amat belas-kasihan lagi penyayang bagi orang-orang mu’min.”             ( At Taubah , 9 : 128 ) , “ Sesungguhnya Ibrahim adalah sangat lembut hatinya lagi penyantun.” ( At taubah , 9 : 114 ) , 

4.   Kemudian termasuk golongan orang-orang yang beriman dan nasehat – menasehati    ( supaya ) sabar dan nasehat - menasehati supaya berkasih sayang.           ( Al Balad , 90 : 17 )

5.   Katakanlah : “ Aku tidak meminta kepada-mu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih-sayang dalam kekeluargaan. “ ( Asy Syuura , 42 : 23 )

6.   “ Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal soleh , Yang Maha Pengasih akan membuat kasih – sayang bagi mereka “ ( Maryam , 19 : 96 )  

7.   “ Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”   ( Ali Imran , 3 : 30 ) ,         “ Dan Orang yang beriman sangat cinta kepada Allah “  ( Al Baqarah , 2 : 165 ) , Katakanlah , “ Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah , ikutilah aku  ( Muhammad ) , niscaya Allah mencintai-mu dan mengampuni dosa-dosa-mu .“ ( Aali ‘Imran , 3 : 31)

8.   “ DAN SEDERHANAKANLAH DALAM BERJALAN  DAN LUNAKKAN SUARAMU SESUNGGUHNYA SEBURUK – BURUK SUARA ADALAH SUARA KELEDAI.” (Lukman , 31 : 19 )

9.   “ Maka karena rahmat dari Allah , engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka , sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar , tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitar-mu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka , dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan. Maka apabila kamu telah membulatkan tekad bertawakallah kepada Allah. Sesung -guhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.”( Aali ‘Imraan ,  3 : 159 )

10. “ Dan berilah peringatan kepada kerabat-mu, dan lemah lembutlah terhadap orang-orang yang mengikuti-mu dari orang-orang mukmin.” ( Asy Syu’araa’ , 26 : 214 – 217 )

11. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah , memasukkan kesenangan kedalam hati seorang muslim. ( Athabrani )

12. Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda , dan tidak menghormati orang yang lebih tua , dan tidak beramar makruf dan nahi- munkar.( HR. Attimidzi )

13. “ Barang siapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi Allah “ ( HR. Al Bukhari )

14. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan meng - hormati-nya. ( HR. Attirmidzi )

15. Diriwayatkan dari Abu Hamzah, Anas Bin Malik r.a.  Sabda Nabi Muhammad SAW : “ Tiada sempurna Iman salah seorang dari kalian  sehingga ia mencintai saudaranya  seperti cinta nya kepada dirinya sendiri. “ ( HR Bukhari & Muslim )

16. “ Sungguh berbahagialah orang yang mampu bergaul dengan orang-orang baik dan berilmu , serta memberikan kasih-sayang kepada orang-orang yang hina dan miskin “  HR.Bukhari )

17. Berjama’ah Menjaga dan memelihara Dunia / Alam ( keseimbangannya ) dan memanfaatkannya secara benar , Allah SWT. telah ciptakan dengan baik dan sempurna Alam Dunia ini , dan wajjib dijaga dan dipelihara sebaik – mungkin , dijaga dari pengrusakan. Dll. ( Bekasih sayang dengan Alam )

18. DLL.

WALLAHU TA'ALA A'LAM BISH SHAWAB.
mas iman

Catatan :

Akhlakul Karimah dan Pengertiannya

Pengertian Akhlak

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di­
artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun
kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak
terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam
hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al
Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al
Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya:
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang
agung. Sedang­kan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah
hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi,
yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain
adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.

Perjalanan keilmuan selanjutnya kemudian mengenal istilah-istilah
adab (tatakrama), etika, moral, karakter disamping kata akhlak itu
sendiri, dan masing-masing mempunyai definisi yang berbeda.

Menurut Imam Gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana
dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa
dihitung resikonya (al khuluqu haiatun rasikhotun tashduru 'anha al
afal bi suhulatin wa yusrin min ghoiri hqjatin act_ fikrin wa
ruwiyyatin. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang
baik dan buruk dari suatu perbuatan. Dari definisi itu maka dapat
difahami bahwa istilah 17 •

akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al
mah­mudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika
ber­bicara tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang
konsep baik buruk. Dari sinilah kemudian terjadi perbedaan konsep
antara akhlak dengan etika.

Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik
buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik
buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, mes­kipun akal
juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka
dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan seba­gainya,
sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional,
meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga
sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa
yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama.

Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menye­but
akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap
nilai, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau
perilaku susila. Jika etika itu masih ada dalam tataran konsep maka
moral sudah ada pada tataran terapan.Melihat akhlak, etika atau moral
seseorang, harus dibedakan antara perbuatan yang bersifat tempe­
ramental dengan perbuatan yang bersumber dari karakter kepriba­
diannya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap
berbagai rangsang yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri
sendiri.

Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi
seseorang, oleh karena itu sulit untuk berubah. Sedangkan karakter
berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkahlaku seseorang
didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat.
Karakter seseorang terbentuk melalui perjalanan hidupnya, oleh karena
itu ia bisa berubah. dan pengendalinya adalah ber AKHALQUL KARIMAH             karena ALLAH


PENTING NYA AKHLAKUL KARIMAH

Oleh Hannani, M. Ag

Mengamalkan akhlaqul karimah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah secara horizontal kepada sesama manusia, lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara          ( Ibadah ghoiru mahdloh).

I. Pengertian Akhlaqul Karimah

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab ( أخلاق) dalam bentuk jama’, sedang mufradnya adalah khuluq ( خلق ), yang dalam Kamus Munjid berarti budi pekerti atau perangai atau tingkah laku. Akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Etika dan moral berasal dari bahasa latin, yakni etos dan mores yang memiliki arti sama: kebiasaan. Sedang budi pekerti dalam bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar, pekerti berasal dari bahasa Indonesia sendiri yang berarti kelakuan (Djatnika, t.t.: 25). Secara terminologis, budi pekerti merupakan perilaku manusia yang didasari oleh kesadaran berbuat baik yang didorong keinginan hati dan selaras dengan pertimbangan akal.


Dari pengertian di atas timbul pertanyaan, siapakah objek akhlaqul karimah? Yang menjadi objek aklaqul karimah adalah seluruh lapisan masyarakat baik kelembagaan maupun peorangan, pejabat maupun masyarakat biasa, keluarga maupun bukan keluarga, kalangan muslim maupun non muslim, lingkungan, alam semesta dan semua yang berinteraksi sosial dengan kita.

Melakukan akhlaqul karimah tidak hanya mengikuti agama aturan agama, tapi juga menetapi aturan perundangan dan norma etika yang berlaku dalam masyarakat.
Substansi misi Rasulullah itu sendiri adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia. Yang menjadi persoalan di sini adalah bagaimana substansi akhlak Rasulullah itu. Dalam hal ini, para sahabat pernah bertanya kepada isteri Rasulullah, yakni Aisyah r.a. yang dipandang lebih mengetahui akhlak rasul dalam kehidupan sehari-hari, maka Aisyah menjawab:

فَإِنَّ خُلُقَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ الْقُرْآن

Artinya: “Akhlak Rasulullah itu adalah al-qur’an”

II. Tujuan

Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun akhirat. Jika seseorang dapat menjaga kualitas mu’amalah ma’allah ( Hubungan dengan Allah) dan mu’amallah ma’annas ( Hubungan dengan sesame manusia) , insya Allah akan memperoleh rida-Nya. Orang yang mendapat rida Allah niscaya akan memperoleh jaminan kebahagiaan hidup baik duniawi maupun ukhrawi.

III. Akhlakul Karimah dalam kehidupan modern

Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila .

Urgensi akhlak semakin terasa jika dikaitkan dengan maraknya aksi perampokan, penjambretan, penodongan, korupsi, manipulasi, dan berbagai upaya untuk cepat kaya tanpa kerja keras. Untuk mengatasi semua kenyataan tersebut tidak cukup hanya dilakukan tindakan represif akan tetapi harus melalui penanaman akhlakul karimah. Tanpa upaya prefentif, segala bentuk upaya represif tidak akan mampu menyelesaikan masalah, karena semua pelaku kejahatan selalu patah tumbuh hilang berganti.
Di dalam menyongsong kemajuan zaman, bangsa Indonesia harus memiliki moral kualitas unggul. Bangsa yang unggul dalam perspektif Islam adalah bangsa yang berakhlakul karimah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ ُخُلُقًا

Artinya: “Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.R. Bukhari).

IV. Akhlaqul Karimah Sebagai Ajaran Agama Islam.


Seiring dengan kemajuan zaman, khususnya terkait dengan globalisasi telah terjadi pergeseran nilai-nilai budi pekerti di masyarakat. Sesuatu sikap/perbuatan yang tadinya dipandang tabu seperti berpakaian seronok(sexy), karena dampak globalisasi telah menjadi sesuatu yang biasa, yang tadinya dipandang sebagai hal yang memalukan seperti kawin di luar nikah, karena iblis pandainya mengemas godaannya sekarang telah menjadi hal yang biasa, dll. Akan tetapi kita sebagai orang iman harus memahami bahwa akhlaqul karimah, bukanlah kultur yang bisa berubah karena kondisi, waktu dan tempat. Akhlaqul karimah harus dipandang dan difahami sebagai ibadah yang menjadi perintah Allah dan Rasulullah, saw. Firman Allah:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤)

Terjemahnya:
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) niscaya di atas budi pekerti yang agung /Akhlaqul karimah” (QS: Alqolam:4)

V. Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Keluarga

Beberapa contoh akhlaqul karimah anak kepada kedua orang tua:

1. Bertutur kata dengan bahasa yang halus.
2. Mohon ijin ketika akan bepergian dan pamitan dengan mencium tangan sewrta memohon doa mereka.
3. Bila disuruh segera melaksanakan, selama tidak maksiat.
4. Bila dinasehati, anak mendengarkan dengan baik dan tidak memotong pembicaraan.
5. Bila berbicara supaya dengan nada yang rendah dari orang tua/ tidak membentak, atau mengeluarkan kalimat yang kasar.
6. Senang membantu pekerjaan orang tua di rumah
7. Mendahulukan kepentingan/ perintah orang tuanya dari pada kepentingan diri sendiri.
8. Apabila makan bersama orang tuanya / keluarga orang tua diutamakan/didahulukan atau orang tuanya diambilkan dulu dan tidak meninggalkan tempat sebelum orang tuanya selesai makan.
9. Jujur dan amanah, tidak bohong dan tidak berkhianat kepada orang tua.
10. Apabila berselisih pendapat dengan orang tuanya anak tetap menghargai pendapat orang tuanya.
11. Selalu mendoakan baik kepada orang tuanya.
12. Merawat orang tuanya ketika sedang sakit.
13. Meramut orang tuanya, utamanya ketika sudah tua.
14. Bila dipanggil segera memenuhi panggilannya sambil mendekat.

VI. Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Masyarakat

Berikut beberapa contoh akhlaqul karimah dalam masyarakat:

1. Apabila bertemu dengan tetangga menyapanya.
2. Apabila melewati sekelompok masyarakat menyapa dengan sopan dan permisi.
3. Apabila naik kendaraan di dalam kampung dengan kecepatan rendah dan tidak menggeberkan gasnya atau melepas sarangan knalpotnya.
4. Melayar warga yang meninggal dan memberikan sumbangan.
5. Membantu dan menjenguk warga yang sakit.
6. Memberikan sumbangan untuk pembangunan/ perbaikan rumah ibadah, pos kamling, jalan, jembatan dll yang bersifat kepentingan umum.
7. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong/ kerja bakti.
8. Membantu warga yang terkena musibah.
9. Mengikuti pertemua RT dan aktif memberikan ide-ide yang baik.
10. Menjaga keamanan lingkungan misalnya ronda.
11. Minta ijin apabila tidak dapat mendatangi undangan pada acara yang sudah rutin.
12. Berusaha menjadi penengah dalam masyarakat dan tidak memihak.
13. Apabila memiliki rezki yang lebih memberikan santunan kepada tetangga yang memerlukan.
14. Menyadari kekurangan kita dan mudah memaafkan orang lain.

AKHLAQUL KARIMAH/AKHLAQUL

Bismillahirrohamanirrohiim,

 Allah telah mengangkat derajat seseorang manusia, yang mana mereka itu suka mengendalikanHAWA NAFSU, sehingga Nabi pun memandang orang itu orang-orang yang melakukan"Jihadul Akbar" perang besar, hal ini disabdakan oleh Nabi dikala perang di TabukArtinya:"Marilah kita kembali dari perang kecil menuju perang besar, yaitu perang dengan nafsu yang benar-benar musuhmu, yang selalu terisi didalam dadamu"Adapun maksudnya supaya umat-umat berAkhlaqul Karimah/Budi yang mulia/AkhlaqulMahmudah/Alhlaq yang terpuji hingga menyingkirkan Akhlaq Madzmumah, ya'ni akhlaq yangtercela dan bina. Orang-orang cerdik pandai berpendapat, terutama Ulama Ulama sufi,

sungguhmulia manusia yang selalu boleh mengendalikan hawa nafsunya. Sebab manusia yang demikian benar-benar tangguh, kuat iamnnya,.Ulet menghadapi musuhnya yang jadi penyakit didalam hatinya, dimana Allah swt. Berfirman:Artinya: Adapun manusia yang diisi penyakitpenyakit batin (hati) ya ni bujukan nafsu, godaansyetan sepertui takabur, iri, dengki, jahat dendam, serakah, memfitnah dsb, Berakibat amal lakuyang kotor (yang dapat menimbulkan bencana kepada keluarga dan masyarakat) begitulahmemuncak menjadi amal laku yang keji (dapat menimbulkan mala petaka terhadap masyarakatdan Negara) bahkan huru hara kepada seluruhummat manusia.

Mereka itu matinya tergolong orang-orang kafir"Begitulah gambaran yang telah dijelaskan Al Quran Kalam Qodim Allah swt. Yang tidak bolehdirubah dan diragukan lagi. Demikianlah terjadinya peperangan fisik yang membunuh ribuan jiwa, sehingga kehidupan manusia menjadi sengsara, ini dikarnakan tidak dapat mengendalikanhawa nafsu, juga kezaliman kecuranganpun akibat manusia yang dijajah oleh hawa nafsunyaatau penyakit hati. Seandainya keadaan penyakit batin (hati) itu dibiarkan berjalan dan berkembang terus, maka pembangunan umat manusia, khususnya pembangunan Bangsa kita pasti akanterganggu bahkan mungkin akan gagal, terutama tujuan pembangunan bangsa kita adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran dazhiriyah dan kebahagiaan batinniyah, alias dengan kata lain sifat pembangunan Negara kita adalah pembangunan yangseimbang antara jasmani dan rohani, antara kehidupan dunia dan akhirat. Tentu saja disampingitupun boleh merembet terhadap para remaja sendiri sebagai calon penerus kita, sehingga bagimereka merasa hari depannya kabur, kacau, suram, kadang-kadang mereka ingin juga mengatasi

perasaan yang tidak menyenangkan itu dengan jalan berbahaya dipandang Agama dan Negara, berbuat yang menyesatkan yang akibatnyamerugikan Bangsa dan Negara, disebabkan orang-orang tuanya, seperti halnya Nabi

kitamenjelaskanArtinya: "Setiap manusia yang dilahirkan adalah fitrah suci, akan tetapi ayah bundanya(pemimpin) yang mewarnai anak itu, hingga jadi Yahudi atau Nasrani dan Majusi. Dengan katalain ayah bunda (pemimpin) itu yang membawa dan memberi contoh baik buruknya sang putra.Oleh kerana itu kita arahkan dengan ajaran agama yang tepat boleh meluruskan arah batin yangtelah rusak itu.Kerana agama itu merupakan fitrah yang sudah melekat pada manusia semenjak ia dilahirkan,dan telah berurat berakar yang sangat dalam pada jiwanya; sebagaimana firman Allah swt.:Artinya: "Hadapkanlah dirimu dengan keadaan lurus kepada Agama Allah swt. Atas kesucianAgama Allah yang telah mewujudkan manusia menurut Fitrah itu".Jadi agama Islam itu (Fitrah) merupakan pedoman Illahi bagi umat manusia untuk membinatentanghidup dan kehidupannya didunia dan diakhirat; bahkan dimana aqal fikiran dan perasaanseseorang bebas dari segala macam khurufat dan tahayal-tahayul (penyakit batin), juga kehendak dan kegiatan tiap pribadi terlepas dari segala belenggu nafsu, dan dari rintangan godaan syetan. Maka daripada itu ia menjadi manusia yangtidak mau menggantangkan dirinya kepada yang lain, kecuali hanya kepada Allag swt. Yangdengan istilah sekarang disebut "WIRASWASTA", yaitu orang yang percaya terhadap diri sendiri yang penuh rasa tanggung jawab atas memanfaatkansegala anugerah Illahi, yang serba lengkap bagi kepentingan sesame manusia dan alamsekitarnya.Di bumi ini ada tanda-tanda, sebagaimana digamabarkan Allah dalam Al Quran surat Adz-Dzariyat:Artinya: "Kebesaran Allah swt. Yang serba lengkap bagi orang-orang yang yakin, dan begitu juga didalam diri kamu sendiri, kenapakah kamu tidak mau memperhatikan.

 Padahal segala anggota dan amal laku yang dianugerahkan Allah swt. Akan meminta pertanggung jawabnya:firman Allah swt. :Artinya: “Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan hati begitu juga pandangan perasaannya,semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.Seseorang yang berani bertanggung jawab, baik kepada Allah Khooliqul Alam maupun kepadasesame manusia, itu dikarenakan kuat imannya teguh tauhidnya. Iman inilah yang telahmensucikan jiwa-jiwa para muminin, bersih dari sifat-sifat dengki, iri hati, sombong,membanggakan diri, maksiat, kekejaman, kezaliman dan lain sebagainya. Dan iman inilah yangtelahy mensucikan jiwa-jiwa para muminin, bersih dari sifat-sifat dengki, iri hati, sombong, membanggakan diri, maksiat, kekejaman, kedholiman dan lain sebagainya. Dan imanini pulalah yang telah mempertinggi cita-cita manusia sehingga dapat memperbaiki kehidupanyang akan membawa kemakmuran, kebahagiaan,kebajikan dan kemajuan zahir batin serta keadilan yang merata dan juga dapat memberikenikmatan dan kebahagiaan kepada seseorang sebagai pribadi khususnya dan kepadamasyarakat padaumumnya; sebagai Firman Allah swt.

Dalam Al Quran surat Al-Maidah ayat 2 :-Artinya: "Kamu orang-orang yang beriman harus menjadi manusia yang saling tolong menolongdiatas kebenaran dan ketaqwaan.

"Firman Allah swt. Dalam Al Quran surat Al Imran ayat 134 :-Artinya: “Mereka orang-orang beriman yang memberikan harta bendanya (menolong) baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit dan kuat menahan amarah juga suka memaafkankesalahan orang lain, bahwa Allah kasih kepada orang yang berbuat baik.

”Firman Allah swt. Dalam surat Al-Khafi :-Artinya: “Adapun orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka ia akan mendapat pembalasan yang baik. Dan kami akan sampaikan kepadanya segala sesuatu dengan mudahdaripada urusan kami ini.”Unsur-unsur yang menjadi syarat bagi kemajuan lahir batin dunia dan akhirat hanya bolehdidapat dibawah naungan hati yang tenteram, tenang, yang dijiwai oleh iman kepada Allah swt.Yang murni, dimana manusia-manusianya mendapat Inayah dan karunianya, boleh mencapaitingkat kesempurnaan lahir batin yang dicitacitakan,. Jadi hati timan itulah yang kita harus pupuk  benar-benar jangan sekali-kali disusupi sikap keragu-raguan, kemunafikan, kesombongan yang jadi pokok utama merajalelanya penyakit hati: baik dalam mengatur rumah tangganya, maupundalam mengatur masyarakatnya/umatnya. Alhamdulillah bagaimanapun besarnya dosadosadan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh manusia yang hatinya berpenyakit namun TuhanMaha Pemurah,pengampun telah menjadikan obat yang mustajab untuk menyembuhkan penyakithati itu,

sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw.:-Artinya:

“Ingat kepada Allah itu menjadi obat yang mustajab guna menyembuhkan segala penyakit hati”.Dan disediakan pula resep untuk membersihkannya, seperti sabda Rasulullah saw. :

Artinya: “Sesungguhnya untuk segala perkara itu ada alat pencucinya, sedangkan pencuci hati ituadalah zikir kepada Allah swt.”Jelaslah bahwa sebab dari segala penyakit hati itu adalah Ghaflatun Iallah atau lupa kepadaAllah, lupa hati, lupa ingatannya kepada Tuhan, sebab hati dan ingatannya telah ditimbunimelulu oleh yang lain selain Allah. Hati dan ingatannya terisi oleh pamrih lainnya seperti hartakekayaan, kemuliaan, pengkat serta jabatan/kedudukan, pujian sanjungan dan lain-lain

Sepintas lalu ini merupakan perintah-perintah sederhana dan remeh. Namun pada hakikatnyamempunyai tujuan yang jauh, berpengaruh sangat kuat dan nyata, yang dapat dirinci sbb:


1. Tujuan pemberian peringatan agar siapapun yang menyalahi keridhoan Allah di dunia inidiberi perngiatan tentang akibatnya yang pedih di kemudian hari, dan yang pasti akanmendatangkan kegelisahan dan ketakutan di dalam hatinya.

2. Tujuan mengagung kan rob, agar siapapun yang menyombongkan diri di dunia tidak dibiarkan begitu saja melainkan kekuatannya akan dipunahkan dan keadaannya akan dibalik total, sehinggatidak ada kebesaran yang menyisa di dunia selain kebesaran Allah.

3. Tujuan membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa, agar perbuatan lahir dan batin benar-benar tercapai, begitu pula dalam membersihkan jiwa dari segala noda dan kotoran bisa mencapai titik kesempurnaan agar jiwa manusia berada di bawah lindungan rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah dan cahaya Nya, sehingga ia menjadi sosok ideal di tengahmasyarakat manusia, mengundang pesona semua hati dan decak kekaguman.

4. Tujuan larangan mengharap yang lebih banyak dari apa yang diberikan, agar seseorang tidak mengangap perbuatan dan usahanya sesuatu yang besar lagi hebat, agar dioa senantiasa berbuatdan berbuat, lebih banyak berusaha dan berkorban, lalu melupakannya. Bahkan dengan perasaannya di hadapan Allah, dia tidak merasa telah berbuat dan berkorban.

5. dalam ayat yang terakhir terdapat isyarat tentang gangguan, siksaan, ejekan dan olok-olok yng bakal dilancarkan orang-orang orang yang menentang, dan bahkan mereka akan berusahamembunuh beliau dan membunuh para sahabat serta menekan setiap orang yang beriman disekitar beliau. Allah memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi semua itu, denganmodal kekuatan dan ketabahan hati, bukan dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, tapi karenakeridhoan Allah semata.”

d. Hubungan dakwah Rosul SAW dalam pembentukan akhlaqul karimah

Setelah membaca dari awal tulisan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan diutusnya RosulSAW adalah menjadikan manusia bertauhid. Bertauhid artinya ia mengesakan Allah dalamsegala bentuk ibadah.Allah Ta’ala berfirman:(( “Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”.(An-Nisaa: 36)Sementara ibadah adalah segala macam perbuatan yang dicintai Allah SWT meliputi Islam(Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do’a, Khauf (takut), Raja’(pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu’ (tunduk),Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti’anah (memohon pertolongan), Isti’adzah(meminta perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan), Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yangdiperintahkan.Seluruh bentuk ibadah itu kaitannya adalah dengan Allah SWT dan manusia seluruhnya. Maka barang siapa memiliki tauhid yang paling lurus maka dialah yang paling bertaqwa.

Barangsiapayang paling bertaqwa maka dialah yang paling baik akhlaqnya. Insan yang berakhlaq mulia(Akhlaqul Karimah) adalah ia yang memiliki pakaian taqwa. Jika taqwa itu adalah mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya, maka manusia yang paling bertaqwa adalah iayang paling memiliki kemuliaan akhlaq. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang palingtaqwa di antara kamu” (Qs. Al Hujuroot: 13)Rasululloh SAW ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukan orang ke syurga, maka beliau SAW bersabda, “Bertakwa kepada Allah dan Akhlak yang baik” (Diriwayatkan At Tirmidzi yang menshahihkannya).Islam yang dibawa oleh Rosul SAW adalah peraturan yang membina akhlaq. Atau dengan katalain pembinaan akhlaqul karimah adalah tujuan diutusnya Rosul SAW di atas muka ini. Iniadalah inti dari pada seruan dakwah Rosul SAW.Karena hanya Islamlah yang akan menuntun manusia dan jin sehingga menjadi makhluk yangmulia dan pantas ditinggikan derajatnya. Dia, manusia itu, akan menjadi sesosok figur yangmampu mempertanggung-jawabkan hak dan kewajiban dirinya sendiri kepada Allah, dalamkeluarga dan bahkan dalam tatanan masyarakat yang lebih luas. Sebab figur akhlaq tertinggiadalah dia, manusia mulia, pilihan sang Rabb pemilik langit dan bumi beserta segala yang ada diantara keduaannya, sebagai mana firman Allah yang ditujukan kepada nabi “Dan sesungguhnyakamu


Muhammad SAW: benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Qs. Al Qolam: 04Realisasi dari semua ini adalah ittiba’ur Rosul SAW, sebaik baik suri tauladan bagi umatnya,figur akhlaq paling ideal, dan idola paling mulia di kolong langit ini.Mengikuti Rosul SAW berarti mengikuti pula seluruh jalan para shahabatnya, para manusia yang berakhlaq mulia dan generasi terbaik yang kemudian diikuti oleh para tabiiinya. Mereka adalahgenerasi-generasi awal Islam yang berhasil merubah kebrobrokan aqidah, kebejadan akhlaq,kekotoran muammalah dan hinanya masa manusia jahiliyah menjadi masyarakat muslim yang berkibar peradabannya denagn aqidah lurus dan akhlaq yang luhur.Walhasil, akhlaq bangsa ini bisa diselamatkan hanya jika kita mengikuti pola dakwah generasigenerasi awal terdahulu, generasi-generasi yang shalih, yang sulit dicari tandingannya.Maka satu-satunya jalan untuk mengembalikan kemuliaan kaum muslimin adalah dengan meniti jalan yang telah di tempuh oleh para pendahulunya.
 
Berkata Imam Malik dalam kitabnya, Al Muwattho’: “Tidak akan menjadi baik urusan ummat ini kecuali dengan apa-apa yang telah membuaturusan ummat ini baik pada awal mulanya”Fenomena wahn, lemah dan kebobrokan akhlaq manusia terutama generasi muda di masyarakatkita pada saat ini, terutama realita kehidupan keseharian mereka, maka hal itu disebabkan karena jauhnya mereka dari cahaya Islam.Melesatnya era globalisasi dan kemajuan tekhnologi telah membuat manusia tidak mengimbangidengan percepatan tatanan moral yang semakin tinggi dan luhur. Namun akhlaq sebaliknya, semakin melesat mundur dengan cepatnya.

Dan kaum muslimin sesungguhnya telah kalah danakan hancur eksistensinya kecuali mereka kembali kepada ajaran Islam, kembali mengikuti fitrohmereka, kembali kepada ajaran tauhid yang bersih dari syirik.Adapun metode dakwah yang tepat pada saat ini adalah pola dakwah yang mengikuti pola RosulSAW. Dan jalan dakwah Rosul sesunguhnya berada di atas pola tasfiyah (pembersihan dan pemurnian) ummat dari akhlaq jahiliyah berupa kemusryikan, kebathilan dan kejahilan,kemudian di bina dan di tarbiyahnya ummat itu dengan ahkhlaq Islam berupa tauhid.Harapan penulis, semoga risalah kecil ini dapat bermanfaat bagi bagi kita semua, menjadi pelengkap perpustakaan Islam, dan menjadi amal sholih bagi penulis kelak.Akhirnya, segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, segala cacat dan kekuranganitu hanyalah ada pada diri manusia, dan dikarenakan tiada gading yang retak, penulis sangatmenyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan dan pembuatan paper ini, karenanyakami membuka pintu selebar-lebarnya bagi sidang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan muhasabah bagi penulis di masa yang akan datang.Antara Garut – Karawang, Awal Muharrom 1425 H
Referensi:


1.Al Hilay, Abu Usamah Salim ‘Ied 2002 Mengapa Memilih Manhaj Salaf, Solo, PustakaImam Bukhary
 2.Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir 2003 Ensiklopedi Muslim, Jakarta, Darul Falah
 3.Al Mubarrokfuri, Abdurrohman Tt Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Download Al Sofwah
 4.Al Mubarrokfuri, Abdurrohman 1997 Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Pustaka Al Kautsar 
 5.Al Utsaimin, Muhammad 2002 Panduan Kebangkitan Islam, Jakarta, Darul Haq
 6.At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Kitab Tauhid, Jakarta, Darul Haq
 7.At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Tiga Landasan Utama, Solo, At Tibyan
 8.Ashr, Syaikh Ibrohim Isma’il 2003 Manhaj Ibnu Taimiyah Beramar Ma’ruf NahiMunkar, Jakarta, Darul Haq
 9.Daeroby, Ahmad Drs, H., M. Ag 2001, Kesempurnaan Akhlaq, Majalah Risalah,Bandung
 10.Poerwadarminta, W.J.S 2002 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
 11.Ya’qub, Hamzah, Dr. H. 2002 Etika Islam Bandung, cv. Diponegoro
  12.Zaidalah, Alwisral Imam, Drs 2002 Strategi Dakwah dalam membentuk da’i dan khotib professional, Jakarta, Kalam Mulia

PENGERTIAN  ,   PERSAMAAN ,  DAN  PERBEDA  ANANTARA AKHLAQ,   ETIKA ,   MORAL, DAN SUSILA 
 
 
  1. A.    PENGERTIAN AKHLAQ, ETIKA, MORAL, DAN SUSILA1.

1.Akhlaq

Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jamak dari khulq  artinya perangai, tabiat, pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah kemampuan /kondisi jiwa yang merupakan sumber dari segala kegiatanmanusia yang dilakukan secara spontan tanpa pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang (pembiasaan). Sehingga jika sudahmenjadi akhlaq tidak mudah dihapus.

Akhlaq memiliki kedudukan utama,bahkan menjadi puncak kesempurnaan manusia.Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yangtertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatantanpa memerluka pemikiran dan pertimbangan.Imam Al Ghazali mendefinisikan akhlaq sebagai sifat yangtertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengangampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Mu’jam al Wasith, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlaq adalahsifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Dalam kitab Dairatul Ma’arif secara singkat akhlaq diartikan sifat-sifat manusia yang terdidik.Akhlaq memiliki cakupan yang luas, yaitu mencakup hubungankepada Sang Pencipta (Allah), sesama manusia, terhadap diri sendiri,maupun dengan lingkungan atau sesama makhluk Tuhan yang lain.Akhlaq dalam Islam tidak lepas dan terkait erat dengan aqidah dan syariah,ia merupakan buah dan sekaligus puncak dari keduanya. Akhlaqmenekankan keutamaan, nilai-nilai, kemulian dan kesucian (hati dan perilaku), Akhlaq Islami harus diupayakan agar menjadi sistem nilai(etika/moral) yang mendasari budaya masyarakat.Akhlaq yang baik berpangkal dari ketaqwaan kepada Allah dimanapun berada. Selain itu akhlaq yang baik merupakan manifestasi darikemampuan menahan hawa nafsu dan adanya rasa malu. Agar kitasenantiasa berakhlaq baik maka harus selalu menimbang perbuatandengan hati nurani yang bersih. Salah satu tanda atau ciri akhlaq yang baik yaitu mendatangkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan pelakunya. Tapisebaliknya jika mendatangkan keraguan, kecemasan dan “ingin tidak diketahui orang lain” merupakan isyarat akhlaq yang buruk. Banyak sekali akhlaq mulia (akhlaqul karimah) yang harus menjadi hiasan seorangmuslim, demikian juga banyak akhlaq buruk (akhlaqul madzmumah) yangharus dihindari.

2.Etika

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yangberarti watak kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmupengetahuan tentang asas-asas akhlaq (moral).Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yangsemuanya itu tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli.Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskanarti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan olehmanusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai,kesusilaan tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai danmerupakan juga nilai-nilai itu sendiri Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yangmempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusiasemuanya, teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yangdapat merupakan pertimbangan dan perasaan sdampai mengenai tujuanyang dapat merupakan perbuatan.Austin Fogothey (seperti yang dikutip Ahmad Charris Zubair)mengatakan bahwa etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuantentang manusia dan masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi,ekonomi, ilmu politik dan hukum.
Frankena (seperti juga dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakanbahwa etika sebagi cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiranfilsafat tentang moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral.Dalam  Encyclopedia Britanica , etika dinyatakan sebagai filsafatmoral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan konsep-konsepnilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.Dari beberapa definisi tersebut, etika berhubungan erat dengan empat hal:

a.Dilihat dari obyek formal (pembahasannya), etika berupaya membahasperbuatan yang dilakukan manusia. Dan sebagai obyek materialnyaadalah manusia.

b.Dilihat dari sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut, danuniversa. Akan tetapi terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan,kelebihan, dan sebagainya.

c.Dilihat dari fungsinya, etika berfungsi sebagi penilai, penentu danpenetap terhadap suatu perbuatan yang dilakukan manusia, yaituapakah perbuatan itu akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. dengan demikian etika lebih berperan sebagikonseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilakukan manusia.

d.Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, etika lebih merupakan ilmupengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yangdilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.

Berbagai pemikiranyang dilakukan para filsof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasilberpikir. Dengan demikian etika bersifat humanistis dan anthropocentris,yakni berdasarkan pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia.Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yangdihasilkan oleh akal manusia.


3.Moral

Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin, mores (jamak dari kata mos) yang berarti adat kebiasaan. Dalam KBBI dikatakan bahwamoral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.Secara istilah moral merupakan istilah yang digunakan uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atauperbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atauburuk.Di dalam buku The Advanced Leaner's Dictionary of Current  English moral mengandung pengertian:


a.Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik danburuk.

b.Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.

c.Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalahistilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitasmanusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jikadalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral,maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunyabaik. 

4.Susila 

Secara bahasa kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sudan sila yang mendapat tambahan ke-an. Su berarti baik, bagus dan silaberarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau norma. Susila juga dapat berartisopan beradab, baik budi bahasanya. Sehingga kesusilaan berartikesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu pada upayamembimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan danmemasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yangberlaku dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkan keadaan di mana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik. 

B.PERSAMAAN-PERSAMAAN 

Diantara akhlaq, etika, moral, dan susila memiliki obyek yang sama,yaitu sebagai obyek materialnya adalah manusia dan sebagai obyek formalnyaadalah perbuatan manusia yang kemudian ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.Dari segi fungsinya sama dalam menentukan hukum atau nilai darisuatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya.5
Dari segi tujuannya sama-sama menghendaki terciptanya keadaanmasyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tenteram sehingga sejahterabatiniah dan lahiriah. 

C.PERBEDAAN-PERBEDAAN 

Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atauburuk menggunakan tolok ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalammoral dan susila menggunakan tolok ukur norma-norma yang tumbuh danberkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat istiadat), dan dalamakhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan baik-buruknya. Dalam hal ini etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan beradadalam dataran konsep-konsep (bersifat teoretis), sedangkan moral beradadalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang dimasyarakat (bersifat praktis).Etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada, sedangkan moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai.Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, tapi moral dansusila lebih bersifat local dan individual.

Akhlaq yang berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Hadis maka akhlaq bersifat mutlak, absolut, dan tidak dapat diubah. Sementara etika, moral, dansusila berdasar pada sesuatu yang berasal dari manusia maka lebih bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman. 
Ref:  
Nata, Abuddin. 
 Akhlak Tasawuf  
. 2003. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Gunawan

4 komentar: